Skip to main content

Featured

Drone AS Melempem di Ukraina, Buatan China Lebih Andal

Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China. Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia. Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi. Persoalannya adalah teknologi AS tidak berkembang cukup cepat. Georgii Dubynskyi, wakil menteri transformasi digital Ukraina, mengibaratkan bahwa "apa yang bisa terbang hari ini tidak akan bisa terbang besok." "Reputasi umum setiap kelas drone Amerika di Ukraina adalah mereka tidak bekerja seb

South Korea seeks to achieve supersonic speeds of homegrown KF-21 fighter this month: sources



South Korea plans to conduct a test of its homegrown KF-21 fighter to achieve supersonic speeds this month should the weather permit, multiple sources said Thursday, in what would be a key milestone in the high-profile warplane development project.


Securing the supersonic capability is a major part of the development efforts, led by its manufacturer, Korea Aerospace Industries Ltd. (KAI), as it means key functions, including avionics, work smoothly irrespective of flight speeds.


"We plan to conduct the test (for supersonic speeds) sometime in January, but we cannot tell you the exact date as it could be pushed back due to weather conditions," the source told Yonhap News Agency on condition of anonymity.


On Thursday, the third prototype of the fighter successfully conducted its maiden flight, signaling progress in the high-profile fighter project. The testing authorities plan to conduct some 2,000 flight tests through February 2026.


Launched in 2015, the KF-21 project worth 8.8 trillion won (US$6.9 billion) seeks to develop the 4.5th-generation fighter to replace the country's aging fleet of F-4 and F-5 jets waiting to be decommissioned following decades of service.


============================================================


Prototipe Ketiga KF-21 Sukses Terbang Perdana, KAI Jadwalkan Uji Kecepatan Supersonik Bila Cuaca Memungkinkan




Pada hari Kamis, 5 Januari kemarin, telah terbang perdana prototipe ketiga jet tempur twin engine KF-21 Boramae, yang mencitrakan bahwa roadmap pengembangan penempur Korea Selatan – Indonesia ini, berjalan sesuai jadwal. Prototipe ketiga KF-21 terbang selama 37 menit setelah lepas landas dari Air Force’s 3rd Flying Training Wing di Sacheon, sekitar 300 kilometer selatan Seoul.


Berbeda dengan prototipe sebelumnya, prototipe ketiga ini dilengkapi dengan teknologi yang diperlukan untuk tes kecepatan dan bobot pesawat tempur. Defense Acquisition Program Administration (DAPA) selaku lembaga pengadaan alutsista di Korea Selatan, menyebut bahwa tes tersebut merupakan jalan bagi uji tambahan untuk mengukur kemampuan pesawat tempur.


Prototipe pertama melakukan penerbangan perdana pada 19 Juli 2022. Kemudian, prototipe kedua melakukan penerbangan pertama pada 10 November 2022. Untuk prototipe pertama hanya digunakan untuk uji kecepatan. Sedangkan prototipe kedua digunakan untuk mengevaluasi kapasitas beban struktural pesawat.


DAPA menyatakan bahwa mereka bermaksud untuk mulai menguji tiga prototipe lagi secara bertahap selama paruh pertama tahun ini, dengan total 2.000 tes yang direncanakan sampai Februari 2026.


DAPA mengatakan bahwa KF-21 merupakan pesawat tempur pertama yang diproduksi dengan menggunakan teknologi lokal, menunjukkan kemampuan Korea Selatan dalam memproduksi pesawat tempur secara mandiri. Selain itu, itu akan berfungsi sebagai batu loncatan untuk meningkatkan pesawat tempur dan menggunakan senjata yang diproduksi secara lokal.


Meskipun hanya 65 persen dari komponen KF-21 dibuat di Korea Selatan, uji terbang prototipe merupakan pencapaian penting bagi negara dengan sejarah produksi pesawat yang singkat.


Amerika Serikat, Rusia, Cina, Jepang, Prancis, Swedia, dan aliansi empat negara Eropa — Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol — adalah satu-satunya negara lain yang telah memproduksi dan menerbangkan jet tempur supersonik canggih.


KF-21 akan meningkatkan kemampuan ofensif dan defensif udara Korea Selatan. Mengingat kondisi jet angkatan udara Korea Utara yang sudah tua, KF-21 dapat dengan mudah mengungguli mereka.


Di masa depan, Angkatan Udara Korea Selatan akan mengandalkan kombinasi je tempur campuran, yakni F-35A Lightning II untuk operasi penyerangan dan KF-21 Boramae untuk operasi pertahanan udara.


Kantor Berita Yonhap melaporkan, Seoul berencana untuk menguji pesawat tempur KF-21 dengan kecepatan supersonik bulan ini jika cuaca memungkinkan. Mencapai kemampuan supersonik merupakan aspek penting dari upaya pengembangan yang dilakukan Korea Aerospace Industries Ltd. (KAI). Tes tersebut diperlukan untuk memastikan bahwa fungsi kritis, seperti avionik, beroperasi dengan baik terlepas dari kecepatan terbang.


Pabrikan bermaksud untuk melakukan tes (untuk kecepatan supersonik) sekitar bulan Januari. Namun, seorang sumber mengatakan kepada kantor berita Yonhap bahwa tanggal pastinya tidak dapat diungkapkan karena kemungkinan ditunda karena kondisi cuaca.





Sumber:


Yonhap English


Indomiliter

Comments