Skip to main content

Featured

Drone AS Melempem di Ukraina, Buatan China Lebih Andal

Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China. Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia. Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi. Persoalannya adalah teknologi AS tidak berkembang cukup cepat. Georgii Dubynskyi, wakil menteri transformasi digital Ukraina, mengibaratkan bahwa "apa yang bisa terbang hari ini tidak akan bisa terbang besok." "Reputasi umum setiap kelas drone Amerika di Ukraina adalah mereka tidak bekerja seb

Diklaim Mustahil Dicegat, Ini Spesifikasi Rudal Hipersonik Zircon Rusia



Kapal perang Admiral Gorshkov akan menunjukkan kekuatannya kepada dunia, terutama Barat, pada awal tahun. Menurut jadwal, kapal perang milik Rusia itu memulai tugas tempurnya mulai Januari 2023 ini, di Laut Mediterania.Untuk itu, Admiral Gorshkov telah dilengkapi dengan rudal hipersonik tercanggih Zircon. Rudal hipersonik Zircon bahkan diklaim oleh Moskow sebagai senjata yang mustahil dapat dicegat oleh sistem pertahanan canggih apa pun. 

Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, rudal hipersonik Zircon mampu melesat dengan kecepatan 9 Mach atau sembilan kali kecepatan suara. Putin juga mengklaim bahwa rudal hipersonik Zircon adalah senjata Rusia yang tak tertandingi di dunia. Bahkan, beberapa pakar negara barat mengakui bahwa rudal hipersonik Zircon memiliki kecepatan, kemampuan manuver, dan ketinggian jelajah yang sulit dilacak dan dicegat.

Selain itu, rudal Zircon memiliki jangkauan hingga 1.000 kilometer. Pada akhir Mei tahun lalu, Angkatan Laut Rusia telah melakukan uji coba rudal hipersonik, di tengah pertempuran di Ukraina. Saat itu, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, rudal Zircon berhasil menjangkau target latihan yang jaraknya 1.000 kilometer di Laut Putih. Hal ini mematahkan asumsi para ahli yang mempercayai jangkauan rudal tersebut sekitar 250-500 kilometer, berdasarkan uji coba yang yang dilakukan sebelumnya. 

3M22 Zircon atau SS-N-33 merupakan rudal jelajah hipersonik anti-kapal yang bergerak di darat, udara, dan kapal selam. Rudal yang dikembangkan Rusia ini adalah rudal dua tahap, pada tahap pertama menggunakan bahan bakar padat, sedangkan pada tahap kedua menggunakan motor scramjet

Mengutip laman Military Today, rudal hipersonik Zircon memiliki panjang 8-10 meter, dengan diameter sekitar 0,7 meter. Zircon mampu membawa hulu ledak nuklir dengan berat 300-400 kilogram. Potensi ledakan yang dihasilnya hulu ledak tersebut sekitar 250 kT.

Sumber:


Comments