Skip to main content

Featured

Drone AS Melempem di Ukraina, Buatan China Lebih Andal

Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China. Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia. Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi. Persoalannya adalah teknologi AS tidak berkembang cukup cepat. Georgii Dubynskyi, wakil menteri transformasi digital Ukraina, mengibaratkan bahwa "apa yang bisa terbang hari ini tidak akan bisa terbang besok." "Reputasi umum setiap kelas drone Amerika di Ukraina adalah mereka tidak bekerja seb

Angkatan Luar Angkasa AS Ungkap Kecanggihan Cubesat EWS, Terkoneksi dengan Pesawat Tempur



Angkatan Luar Angkasa AS (US Space Force) mengungkapkan kecanggihan cubesat eksperimental EWS atau Electro-Optical Weather System. Cubesat ini diluncurkan bersama 114 satelit kecil dengan roket SpaceX Falcon 9 dalam misi Transporter-6 pada Selasa 3 Januari 2023. 


Angkatan Luar Angkasa AS menjelaskan bahwa cubesat EWS adalah satelit eksperimental yang dirancang menggunakan teknologi pencitraan baru, khususnya sistem Elektro-Optik/Inframerah (EO/IR) yang menggunakan sensor yang lebih kecil. EWS diharapkan dapat membantu mengubah cara mengumpulkan data cuaca. 


Jika semuanya berjalan sesuai rencana, cubesat akan menggunakan perlengkapan ini untuk mengintip Bumi selama satu tahun. “Demonstrasi ini akan memberi data transisi menuju konstelasi cuaca EO/IR yang lebih terjangkau, terukur, dan tangguh,” kata Letnan Kolonel Joe Maguadog, Pemimpin Materiel dan Manajer Program EWS dikutip dari laman Space, Sabtu (7/1/2023).


Filosofi dibalik peluncuran EWS merupakan bagian dari perubahan lebih luas yang dilakukan militer AS terhadap aset luar angkasanya. Tujuannya adalah untuk semakin mengandalkan satelit kecil dan murah yang dapat dibangun dan diluncurkan dengan cepat. 


Sistem pengintaian dan komunikasi yang bergantung pada pesawat ruang angkasa semacam itu lebih sulit didegradasi oleh musuh. Satelit-satelit kecil menjadi semakin menunjukkan kemampuan mengemban suatu misi. 


“Jika berhasil, ini akan memberikan opsi inovatif untuk mengirimkan data pemantauan lingkungan berbasis ruang angkasa ke pesawat tempur dengan kecepatan yang relevan secara operasional,” kata Maguadog.




Transporter-6 adalah misi pertama SpaceX pada tahun 2023 dan peluncuran ke-200 ke orbit yang dilakukan perusahaan milik Elon Musk. Misi ini juga membawa 36 satelit observasi Bumi "SuperDove" yang dioperasikan oleh perusahaan Planet yang berbasis di San Francisco.


SuperDoves seukuran sepotong roti tetapi dapat menangkap fitur yang berada 3 meter di permukaan planet kita. Misi Transporter-6 juga mencatat tonggak sejarah lainnya, menandai peluncuran ke-15 dari tahap pertama Falcon 9.


Sumber:


Space


Sindonews

Comments