Skip to main content

Featured

Drone AS Melempem di Ukraina, Buatan China Lebih Andal

Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China. Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia. Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi. Persoalannya adalah teknologi AS tidak berkembang cukup cepat. Georgii Dubynskyi, wakil menteri transformasi digital Ukraina, mengibaratkan bahwa "apa yang bisa terbang hari ini tidak akan bisa terbang besok." "Reputasi umum setiap kelas drone Amerika di Ukraina adalah mereka tidak bekerja seb...

Boeing Setop Pengiriman 787 Dreamliner, Apa Sebabnya?

Produsen pesawat Boeing, menyetop sementara pengiriman pesawat jenis 787 Dreamliners. Administrasi Penerbangan Federal (FAA) mengatakan, hal ini dilakukan usai analisis tambahan pada komponen badan pesawat. 

“Dalam meninjau catatan sertifikasi, Boeing menemukan kesalahan analisis oleh pemasok terkait dengan sekat tekanan depan 787. Kami memberi tahu FAA, dan telah menghentikan pengiriman 787. sementara kami menyelesaikan analisis dan dokumentasi yang diperlukan,” kata Boeing mengutip CNBC, Kamis (23/2/2023).

Perusahaan tidak akan dapat melanjutkan pengiriman hingga dapat menunjukkan kepada FAA bahwa masalah tersebut telah diselesaikan.

Tetapi produksi akan terus berlanjut dan Boeing memperkirakan masalah pada 787 tersebut tidak memerlukan pekerjaan tambahan.

“Tidak ada masalah keamanan penerbangan untuk armada yang sedang beroperasi,” kata perusahaan itu. 

“Kami berkomunikasi dengan pelanggan kami dan akan terus mengikuti jejak FAA. Sementara pengiriman jangka pendek akan terdampak. Saat ini kami tidak mengantisipasi perubahan prospek produksi dan pengiriman kami untuk tahun ini,” lanjut manajemen Boeing.

Sebagai informasi, pesawat-pesawat yang sering digunakan untuk rute internasional jarak jauh ini mengalami beberapa masalah selama beberapa tahun terakhir. Sehingga hal ini bukan pertama kalinya pengiriman dihentikan. 

Pada Mei 2021, Boeing menghentikan pengiriman pesawat berbadan lebar untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari setahun setelah FAA memutuskan ada masalah dengan metode pabrikan untuk mengevaluasi pesawat. 

FAA mengatakan, masalah tersebut terkait dengan masalah jarak yang salah di beberapa bagian pesawat 787, termasuk badan pesawat, yang diakui Boeing sebagai masalah pada tahun 2020, yang memicu penghentian pengiriman selama lima bulan. 

Pada Agustus 2022, maskapai ini mengirimkan 787 Dreamliner pertamanya sejak jeda pengiriman terakhir ke American Airlines. Pengiriman tersebut menandai tonggak sejarah bagi perusahaan karena sebagian besar harga pesawat dibayarkan saat diserahkan kepada pelanggan.

Beberapa bulan kemudian, United Airlines memesan 100 unit 787 Dreamliners, dengan opsi untuk menambah pembeliannya 100 unit lagi. Ini dilakukan sebagai upaya untuk menggantikan beberapa stok lamanya. 

“Pesanan pesawat dijadwalkan akan dikirim antara tahun 2024 dan 2032,” kata United sebelumnya.

CEO United Scott Kirby mengatakan lebih mudah untuk membeli lebih banyak Boeing 787 daripada pesawat berbadan lebar A350 pesaing Airbus. 

“Kami mencoba mendatangkan 2.500 pilot per tahun dan mengembangkan maskapai penerbangan, memperkenalkan jenis armada baru memperlambatnya secara dramatis. Sebenarnya 787 adalah pengganti yang lebih baik untuk [767] karena lebih kecil,” katanya.

Sumber:

CNBC

Kompas

Comments