Skip to main content

Featured

Drone AS Melempem di Ukraina, Buatan China Lebih Andal

Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China. Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia. Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi. Persoalannya adalah teknologi AS tidak berkembang cukup cepat. Georgii Dubynskyi, wakil menteri transformasi digital Ukraina, mengibaratkan bahwa "apa yang bisa terbang hari ini tidak akan bisa terbang besok." "Reputasi umum setiap kelas drone Amerika di Ukraina adalah mereka tidak bekerja seb...

Shaanxi KJ-200B – Pesawat AEW&C Dengan Antena Tegak Terbaru Cina

Ketika pertama kali debutnya diketahui pada tahun 2007, Shaanxi Aircraft Corporation (SAIC) KJ-200 langsung membetot perhatian dunia, pasalnya Cina telah membuktikan mampu menciptakan pesawat peringatan dini dan kontrol udara – Airborne Early Warning and Control (AEW&C) dengan desain antena tegak, yang sebelumnya populer digunakan oleh pesawat AEW&C buatan Swedia, Saab Erieye.

Bersama dengan KJ-500 yang mengusung antena model radome, KJ-200 beberapa kali diketahui ikut dikerahkan Cina dalam kegiatan patroli di selat Taiwan. Dan belum ini ada kabar, bahwa Shaanxi Aircraft Corporation telah melakukan uji terbang pada versi terbaru KJ-200.

Dikutip dari Janes (10/2/2023), jaringan media sosial Cina telah menunjukkan pesawat kJ-200 dalam warna operasional abu-abu terang. Disebutkan bahwa prototipe tersebut pertama kali terlihat pada citra satelit China Flight Test Establishment (CFTE) di Pangkalan Udara Xian-Yanliang pada Desember 2017. Pada saat itu, pesawat tersebut memiliki skema cat primer kuning yang biasa terlihat pada pesawat yang melakukan uji coba.

Kemudian foto yang muncul di media sosial Cina pada Februari 2022 menunjukkan bahwa pesawat (yang telah ditetapkan sebagai KJ-200B), sedang disiapkan untuk pengiriman tahun lalu. Foto terbaru menunjukkan pesawat dalam uji penerbangan. Namun, dalam foto beresolusi rendah, pesawat tersebut tidak tampak menggunakan lambang Angkatan Udara atau Angkatan Laut Cina.

Varian sebelumnya dari KJ-200 telah diooerasikan AU Cina sejak 2007 sebagai pesawat AEW&C. Belakangan, US Air Force China Aerospace Studies Institute (CASI) telah menerbitkan data yang menunjukkan bahwa pesawat tersebut dilengkapi dengan komunikasi radio line-of-sight ‘tradisional’.

Menurut Janes, KJ-200 mengadopsi jenis radar Active Electronically Scanned Array (AESA) yang beroperasi pada frekuensi E-band. Sistem ini memiliki jangkauan 240°. Sebaliknya, radar AESA 3,2 GHz KJ-500 memiliki jangkauan 360°. Fitu pada KJ-200 mencakup kemampuan ESM (Electronic Support Measures) dan CSM (Communications Support Measures).

Dengan platform pesawat angkut berat Shaanxi Y-8 yang ditenagai empat mesin turbo propeller. KJ-200 dapat terbang sampai kecepatan maksimum 661 km per jam, kecepatan jelajah 550 km per jam dan jangkauan hingga 5.600 km. KJ-200 dapat terbang dengaan endurance 10 jam.

Sumber:

Janes

Indomiliter

CASI

Comments