Skip to main content

Featured

Drone AS Melempem di Ukraina, Buatan China Lebih Andal

Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China. Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia. Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi. Persoalannya adalah teknologi AS tidak berkembang cukup cepat. Georgii Dubynskyi, wakil menteri transformasi digital Ukraina, mengibaratkan bahwa "apa yang bisa terbang hari ini tidak akan bisa terbang besok." "Reputasi umum setiap kelas drone Amerika di Ukraina adalah mereka tidak bekerja seb...

Singapura memutuskan untuk menambah 8 jet tempur F-35B dari AS

Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Heng dalam pidatonya kepada Supply Committee mengatakan, Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Singapura sepakat akan menggunakan opsi mereka untuk membeli delapan pesawat tempur F-35B tambahan dari Amerika Serikat.

Sebelumnya pada Maret 2019 lalu, Kementerian Pertahanan Singapura telah mengumumkan pembelian awal empat pesawat tempur F-35B, dengan opsi untuk memperoleh delapan lagi.

Surat Penawaran dan Penerimaan (LOA) telah ditandatangani dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) pada tahun 2020 yang memungkinkan akses tambahan, hanya pengguna ke informasi dan fasilitas F-35.

Empat pesawat F-35B tahap pertama saat ini sedang dalam jalur pembuatan dan akan dikirimkan oleh Lockheed Martin ke Singapura pada tahun 2026. Sementara delapan unit lainnya akan dikirimkan pada akhir dekade ini.

Menurut tim dan kementerian proyek F-35 Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF), ada tiga area fokus utama dalam penilaian mengenai F-35B.

Pertama, diskusi teknis dan teknik mendalam dengan pabrikan dan pengguna F-35 lainnya dilakukan untuk lebih memahami dan menentukan integrasi F-35B ke dalam sistem tempur RSAF.

Kedua, RSAF terlibat dalam pelatihan dan pertukaran profesional dengan pengguna F-35 lainnya untuk mempelajari lebih lanjut dan memanfaatkan kemampuan F-35B dengan lebih baik.

Ketiga, tim proyek juga berpartisipasi dalam konferensi multilateral khusus untuk pengguna F-35, di mana informasi penting diperoleh dari pabrikan dan pengguna F-35 lainnya.

Pilot RSAF juga mengevaluasi sistem di pesawat dan telah menerbangkan pesawat tersebut di simulator F-35 dengan pilot F-35 AS yang beroperasi.

Akuisisi tambahan delapan unit F-35B, akan mendukung perampingan F-16 RSAF yang sudah menua. Seperti disebutkan, F-16 RSAF akan dipensiunkan pada pertengahan 2030-an.

“Artinya, pada kondisi yang telah mapan, RSAF akan mengoperasikan jet tempur F-35 dan F-15, yang paling canggih di kawasan ini,” kata Ng.

Dengan kemampuan silumannya, F-35B mampu berada cukup dekat untuk menghindari deteksi sekaligus dapat melihat dan merespons musuh terlebih dahulu.

Informasi yang dikumpulkan oleh F-35B, juga dapat dikirimkan dan digunakan untuk membuat keputusan terbaik, lanjutnya.

Sumber:

Singapore F-35B LOA (via DSCA)

Airspace Review

The Drive The Warzone

Comments