Skip to main content

Featured

Drone AS Melempem di Ukraina, Buatan China Lebih Andal

Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China. Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia. Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi. Persoalannya adalah teknologi AS tidak berkembang cukup cepat. Georgii Dubynskyi, wakil menteri transformasi digital Ukraina, mengibaratkan bahwa "apa yang bisa terbang hari ini tidak akan bisa terbang besok." "Reputasi umum setiap kelas drone Amerika di Ukraina adalah mereka tidak bekerja seb...
Post a Comment
Read more
Labels

Intip HQ-7, sistem SAM bergerak jarak dekat dari Negeri Panda

HQ-7 (Hong Qi atau Bendera Merah) adalah sistem rudal pertahanan udara ketinggian rendah jarak pendek bergerak (SHORAD-mobile) yang dikembangkan oleh Negeri Panda, China.

HQ-7 diyakini sebagai sistem serupa yakni Crotale SAM buatan perusahaan Thales dan MBDA Prancis yang direkayasa ulang sekitar awal tahun 1980-an.

Sistem pertahanan rudal ini memasuki jalur produksi pertama pada akhir 1980-an. Selanjutnya disempurnakan menjadi HQ-7A yang diperkenalkan tahun 1998 dan diperkenalkan sebagai FM-80 untuk varian ekspor.

Selanjutnya muncul varian baru HQ-7B yang pertama kali terungkap di tahun 2009. Varian ekspornya diberi kode FM-90.

Sebagai sistem SAM bergerak, HQ-7A/B menggunakan kendaraan TELAR (transporter erector launcher) berpenggerak 6×6. Mengusung empat tabung peluncur rudal serta dilengkapi dengan radar pencarian dan pelacakan.

Rudalnya memiliki panjang 3 m, diameter 55 cm, berat 84,5 kg dan berhulu ledak 15 kg dengan jenis HE-FRAG (High-Explosive Fragmentation).

Sebagai pendorongnya berupa roket berbahan bakar padat, yang mampu melesat dengan kecepatan luncur 900 m/detik.

Sistem mata dan telinga HQ-7A/B berupa antena radar Active Electronically Scaned Array (AESA) S-band yang juga ditempatkan di atas kendaraan.

Radar ini dapat mendeteksi hingga 48 target dan melacak hingga 24 target secara bersamaan. Jangkauan deteksi maksimum 25 km dan jangkauan pelacakan maksimum 20 km.

Sistem HQ-7A/B diawaki oleh tiga prajurit. Kendaraan dibekali penggerak mesin diesel yang memberikan kecepatan maksimum 90 km/jam. Jangkauan operasi kendaraan mencapai 600 km.

HQ-7A/B dapat diandalkan untuk menembak jatuh pesawat, helikopter, drone, rudal jelajah pada jarak sejauh 700 m hingga 15.000 m dan hingga ketinggian 6.000 m.

Sejauh ini, CPMIEC (China Precision Machinery Import-Export Corporation) telah berhasil menjual FM-80 dan FM-90 ke Aljazair, Bangladesh, Pakistan, dan Turkmenistan.

Sumber:

Airspace Review

Labels:

Comments

Post a Comment