Skip to main content

Featured

Drone AS Melempem di Ukraina, Buatan China Lebih Andal

Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China. Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia. Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi. Persoalannya adalah teknologi AS tidak berkembang cukup cepat. Georgii Dubynskyi, wakil menteri transformasi digital Ukraina, mengibaratkan bahwa "apa yang bisa terbang hari ini tidak akan bisa terbang besok." "Reputasi umum setiap kelas drone Amerika di Ukraina adalah mereka tidak bekerja seb

Rusia Berencana Kirim Kosmonot Pertama Indonesia ke Luar Angkasa.


Badan antariksa Rusia, Roscosmos, mengatakan Rusia dan Indonesia sedang berunding tentang pengiriman astronot pertama Indonesia ke luar angkasa.

"Kami telah memulai negosiasi dengan negara-negara seperti Turki, Indonesia, Hungaria karena mereka ingin meluncurkan kosmonot mereka sendiri. Mereka ingin bekerja sama dengan Roscosmos," kata kata Direktur Jenderal Roscosmos Dmitry Rogozin dalam wawancara dengan televisi Rossiya 24, seperti dikutip dari Sputnik, 1 Januari 2020.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Rusia dapat mengirim astronot Turki dan Hungaria ke luar angkasa.

Pada bulan November, seorang delegasi Hungaria ke pertemuan tingkat menteri Badan Antariksa Eropa mengatakan bahwa negara itu terlibat dalam pembicaraan dengan Roscosmos mengenai kemungkinan pengiriman astronotnya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional pada tahun 2024. Roket Soyuz yang dioperasikan oleh Roscosmos, pada saat ini , satu-satunya cara untuk mengangkut astronot ke ISS.

Astronot Hungaria pertama, Bertalan Farkas, diluncurkan ke luar angkasa oleh Soyuz 36 dari Baikonur Cosmodrome pada 1980.

Direktur Jenderal Roscosmos Dmitry Rogozin mengadakan pertemuan pada Oktober dengan Duta Besar Turki untuk Rusia untuk membahas prospek kerja sama bilateral Rusia-Turki dalam eksplorasi luar angkasa. Rogozin menyatakan bahwa Rusia siap untuk melatih dan meluncurkan astronot Turki ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 2023.

Sumber:

Tempo

Sputnik

Urdupoint 

Comments