Skip to main content

Featured

Drone AS Melempem di Ukraina, Buatan China Lebih Andal

Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China. Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia. Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi. Persoalannya adalah teknologi AS tidak berkembang cukup cepat. Georgii Dubynskyi, wakil menteri transformasi digital Ukraina, mengibaratkan bahwa "apa yang bisa terbang hari ini tidak akan bisa terbang besok." "Reputasi umum setiap kelas drone Amerika di Ukraina adalah mereka tidak bekerja seb...

Lockheed Martin pindahkan X-59 ke tempat pengujian darat


Lockheed Martin telah memindahkan pesawat uji demonstrasi supersonik X-59 ke area run stall untuk pengujian darat lebih lanjut termasuk uji getaran.

Perusahaan mengatakan, proyek ini bertujuan untuk menenangkan dentuman sonik dan menciptakan masa depan perjalanan penerbangan komersial supersonik.

Seperti diketahui, X-59 yang dikerjakan oleh Divisi Skunk Works Lockheed Martin bekerja sama dengan NASA merupakan proyek untuk menciptakan platfom jet komersial supersonik yang lebih ramah lingkungan, termasuk faktor dentuman sonik.

Sebelumnya pada April lalu, NASA telah mengumumkan pemasangan akhir rakitan ekor pada pesawat penelitian X-59 Quiet SuperSonic Technology (QueSST) ini.

Pekerjaan berlangsung di Lockheed Martin Skunk Works di Palmdale, California, di mana pesawat kembali setahun yang lalu setelah serangkaian uji di Fort Worth, Texas.

X-59 diharapkan dapat terbang untuk pertama kalinya pada akhir tahun 2023 ini.

“Instalasi ini memungkinkan tim untuk melanjutkan perkabelan akhir dan pemeriksaan sistem di pesawat saat bersiap untuk pengujian darat terintegrasi, yang akan mencakup pengoperasian mesin dan pengujian taksi,” kata NASA saat itu.

“Setelah selesai, pesawat X-59 dirancang untuk mendemonstrasikan kemampuan terbang supersonik sambil mengurangi dentuman sonik yang keras menjadi dentuman sonik yang pelan,” lanjut NASA.

NASA berharap dapat menggunakan X-59 untuk mengumpulkan data yang akan membantu regulator membuat aturan baru terkait penerbangan supersonik komersial di darat.

Program QueSST juga mencari jalan untuk mendokumentasikan tanggapan manusia terhadap dentuman sonik tenang X-59 dengan serangkaian penerbangan di atas kota-kota AS yang dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2025.

Pesawat dilaporkan akan mampu melakukan perjalanan dengan kecepatan tertinggi Mach 1,4 dan mencapai ketinggian hingga 55.000 kaki.

Lockheed Martin X-59 QueSST adalah pesawat supersonik eksperimental Amerika untuk proyek Demonstrasi Penerbangan Low-Boom NASA. Desain awal pesawat ini dimulai pada Februari 2016.

Sumber:

Airspace Review

Comments