Search This Blog
All About Aviations, Aircraft, Aeronautics, Astronomies, Space, Military History and Aerospace Defense Technologies in Popular Culture
Featured
- Get link
- X
- Other Apps
Kisah di Balik Batalnya Indonesia Beli Jet Tempur Canggih F-20 Tigershark
Di awal tahun 1980an, TNI AU menggunakan jet tempur F-5 Tiger buatan pabrikan Northrop Corp dari Amerika Serikat. Si harimau ini menggantikan F-86 Sabre dari Australia yang sudah usang.
Northrop saat itu tengah mengembangkan jet tempur baru yang lebih canggih yakni F-20 Tigershark. Sepintas bentuknya tak berbeda jauh dengan F-5 Tiger yang sudah familiar bagi para pilot TNI AU.
F-20 mempunyai keunggulan, biaya operasional murah dan perawatan yang mudah. Pesawat ini bisa disiapkan untuk lepas landas dengan waktu yang sangat singkat untuk kemudian memburu lawannya.
Si Hiu Macan dinilai cocok digunakan untuk negara berkembang dengan budget pertahanan yang terbatas. Indonesia pun awalnya tertarik untuk membeli.
Saingan F-16
Namun apesnya, kemunculan F-20 berbarengan dengan F-16 produksi General Dynamics. Keduanya bersaing agar bisa digunakan oleh Angkatan Udara AS.
“Di Amerika Serikat, pabrik pesawat tempur akan berhasil bila Angkatan Udaranya memilih pesawat buatan pabrik tersebut. Bagaimana pun bagus kinerjanya, kalau tidak masuk USAF maka pabriknya akan gulung tikar,” tulis Marsekal Muda (Pur) Wisnu Djajengminardo dalam biografinya Kesaksian Kelana Angkasa yang diterbitkan Angkasa Bandung.
Setelah pensiun dari TNI AU, Wisnu bekerja di PT Sunda Karya yang merupakan perwakilan Northrop. Pihaknya berusaha menjual F-20 Tiger pada militer Indonesia.
Tahun 1984, prototipe F-20 sempat melakukan demonstrasi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Para pejabat Departemen Pertahanan dan Keamanan (Hankam) yang melihat manuver jet tempur tersebut merasa puas dengan kemampuan si Hiu Macan.
Indonesia tertarik dengan F-20. Namun mereka menyatakan menunggu, siapa yang akan dipilih oleh USAF.
"Jika USAF memilih F-20, maka kami akan membelinya," ujar seorang pejabat militer saat itu.
Nasib Buruk F-20 Tigershark
Setelah menggelar demonstrasi di Jakarta, Northrop membawanya ke Korea Selatan. Negeri ginseng tersebut juga tertarik membelinya.
Namun nahas, Jet tempur tersebut mengalami kecelakaan di Korea Selatan. Penyebabnya diklaim bukan karena mesin pesawat, namun karena pilot yang kelelahan.
"Memang sebelum ke Indonesia, penerbangnya melakukan demonstrasi di beberapa negara Eropa dan Turki," kata Wisnu.
Tak lama setelah bencana itu, satu lagi prototipe pesawat F-20 jatuh di Kanada. Jet tempur tersebut sebelumnya baru saja tampil dalam Paris Airshow. Apakah kesalahan pilot atau mesin, tak disebutkan. Pupuslah harapan Northrop untuk dipilih AU AS.
"USAF akhirnya memilih F-16," kata Wisnu.
Berakhir sudah kisah si Hiu Macan. Pesawat ini tercatat hanya diproduksi tiga unit untuk prototipe. Pengembangannya disebut menghabiskan dana USD 1,2 miliar saat itu. Sayang, F-20 akhirnya gagal diproduksi massal.
Sementara lawannya, F-16 tercatat menjadi pesawat tempur paling laris di dunia. Rajawali Tempur ini diproduksi tak kurang dari 4.000 unit dan dipakai Angkatan Udara di 25 negara, di luar Amerika Serikat.
Indonesia pun tercatat menjadi pengguna jet tempur F-16 hingga hari ini.
Sumber:
Ramadhian Fadillah. "Kisah di Balik Batalnya Indonesia Beli Jet Tempur Canggih F-20 Tigershark". Merdeka. Diakses pada tanggal, 6 Mei 2023
- Get link
- X
- Other Apps
Popular Posts
BOEING X-20 Dyna-Soar (Dynamic Soaring)
- Get link
- X
- Other Apps
Pesawat Latih T-50i "Golden Eagle" Lanud Iswahjudi Jatuh di Blora, Jawa Tengah (2022)
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment