Skip to main content

Featured

Drone AS Melempem di Ukraina, Buatan China Lebih Andal

Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China. Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia. Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi. Persoalannya adalah teknologi AS tidak berkembang cukup cepat. Georgii Dubynskyi, wakil menteri transformasi digital Ukraina, mengibaratkan bahwa "apa yang bisa terbang hari ini tidak akan bisa terbang besok." "Reputasi umum setiap kelas drone Amerika di Ukraina adalah mereka tidak bekerja seb...

Henri Coanda: Sang Penemu Purwarupa Mesin Jet

Purwarupa pesawat jet milik Henri Coanda yang diciptakan pada tahun 1910.

“Siapakah penemu mesin jet pertama kali???”


Pertanyaan tersebut seringkali terucap ketika kita sedang membahas hal-hal yang berhubungan dengan penerbangan untuk yang pertama kalinya. Bukan hanya dalam seputar penerbangan saja, melainkan juga hal-hal yang berhubungan dengan ranah sains fisika ataupun juga artikel berbau IPTEK lainnya. Dalam ranah literasi umum, banyak dari para sejarawan atau pakar penerbangan lainnya yang menyebut bahwa Frank Whittle dari Inggris dan Hans von Ohain dari Jerman adalah orang yang menemukan mesin jet untuk yang pertama kalinya. Selama Perang Dunia 2, ada banyak sekali penemu yang bekerja pada teknologi baru yang mampu meluncurkan ataupun menerbangkan pesawat dengan kecepatan yang sangat mengagumkan dalam hitungan detik. Dimana banyak kebingunan maupun permasalahan yang datang adalah, bahwa telah banyak jenis model dan desain yang mencoba menyempurnakan model asli dari purwarupa mesin jet yang ditemukan oleh Henri Coanda, seorang pria dari generasi yang kuat yang telah menjalani hidupnya di masa peperangan.


Siapakah Henri Coanda???


Henri Marie Coanda, seorang pakar aerodinamika berkebangsaan Rumania yang menemukan Efek Coanda.

Henri Marie Coanda, adalah seorang penemu sekaligus pakar aerodinamika berkebangsaan Rumania, yang dikenal secara luas sebagai penemu dari Efek Coanda, sebuah fenomena dalam mekanika fluida yang terjadi ketika aliran fluida yang bergerak melewati permukaan suatu benda cenderung melekat mengikuti bentuk permukaan benda tersebut. Penemuan dari fenomena ini begitu penting bagi dunia kedirgantaraan untuk memperkirakan bagaimana pesawat bisa melayang sekaligus terbang diudara. Termasuk salah satunya bagi pengembangan mesin jet, yang dimana Efek Coanda telah berhasil memecahkan masalah dalam purwarupa mesin jet yang ada pada waktu itu. Yaitu, sebuah fluida jet yang tidak memiliki aliran konstan saat berada pada kecepatan tinggi.


Setelah lulus dari SMA Militer Rumania pada tahun 1903 dengan pangkat Sersan Mayor (Serma/Major Sergeant) dia kemudian mengejar pendidikan selanjutnya di Berlin Technische Hochschule (Setara Politeknik di Indonesia). Selanjutnya, dia kemudian pindah ke Perancis untuk melanjutkan studinya di Institut Montefiore di Liege. Setelah lulus dirinya memiliki lebih ilmu untuk mengaplikasikan penemuannya dalam teori. Meskipun mesin propeller masih tergolong teknologi baru waktu itu, dirinya berpikir bahwa hal tersebut telah usang karena ada ruang untuk banyak potensi.


Sebuah Era Baru, Kelahiran dari Mesin Jet


Coanda datang dengan ide dari mesin jet pada tahun 1908 dan pada 1909 dia telah membangun puwarupa pertama, bagaimanapun, masalahnya adalah konsep dari pesawat jet tersebut masih “fresh” atau baru pada waktu itu dan bahkan pesawat propeller juga berevolusi secara sangat tidak potensial. Kesalahan terbesar yang dihadapi Coanda adalah ukuran dan berat dari mesin tersebut, pesawatnya  harus dibuat dari bahan yang sangat ringan yang juga tidak tahan lama sehingga sulit untuk dipasang purwarupa mesin jet tersebut.


Kesalahan kedua adalah, besarnya jumlah tenaga yang tidak terkendali dan konsumsi bahan bakar yang sangat besar nan boros. Hingga akhirnya datanglah seseorang bernama Frank Whittle untuk mengoptimalkan tenaganya dengan maksud untuk mengejar pesawat untuk menahan tenaga propulsi dan dengan tenaga yang lebih rendah juga untuk menurunkan tingkat konsumsi bahan bakar. Bagaimanapun, Frank Whittle telah berhasil menyelesaikan masalah ini pada tahun 1921, 11 tahun setelah “pesawat bermesin jet pertama” ciptaan Coanda.


Purwarupa pesawat jet yang telah dipresentasikan oleh Coanda.


Seperti yang terlihat dari gambar, frame atau rangka pesawat (seperti kebanyakan pesawat bersayap ganda (Biplanes) pada waktu itu) terbuat dari kayu yang tidak akan pernah bisa menopang gaya dorong belaka yang diciptakan oleh mesin jet, terutama saat mesin jet berada di depan pesawat yang secara teori harus memusatkan rasio kekuatan pada berat (Power to Weight Ratio) daripada menempatkannya di belakang. Beberapa insinyur aerodinamika mengatakan bahwa menempatkan mesin jet di depan pesawat adalah ide yang sangat kurang bagus, bagaimanapun, banyak pesawat jet, terutama dari era Perang Dingin (Cold War), muncul dengan mesin jet ditempatkan di hidung dari pesawat.


Kembali pada tahun 1910, Henri Coanda ingin menguji coba penemuannya untuk melihat potensi sekaligus kapabilitas penuhnya dengan semua kesalahan yang telah disebutkan yang dimana, Coanda ingin mencari seputar permasalahan tersebut. Dia memutuskan bahwa, akan lebih mudah jika dirinya membuat pesawat di sekeliling mesin jet itu sendiri dibandingkan membangun mesin jet berdasarkan bentuk rangka pesawat.


Cetak Biru (Blueprint) pesawat jet Coanda pada tahun 1910.

Jadi, mesinnya akan berada di tengah pesawat yang tidak hanya akan menyeimbangkan massa pesawat untuk mendapatkan aerodinamika yang lebih baik tetapi juga, memiliki struktur yang lebih “rigid (kaku)” daripada memasang mesin jet yang terpisah atau memasang mesin jet yang di atur di sayap pesawat terbang.


Hans Von Ohain Membayangi Henri Coanda


Hans von Ohain, penemu mesin jet yang praktis & operasional pertama kali. Bekerja di perusahaan aeronautika milik Ernst Heinkel, dia adalah salah satu ilmuwan yang ikut terlibat dalam proyek pengembangan pesawat tempur bermesin jet pertama kali milik Nazi, Messerschmitt Me-262.

Kebanyakan orang berpikir bahwa penemu “asli” dari mesin jet adalah Hans von Ohain, seorang insinyur penerbangan yang telah “menyempurnakan” mesin jet dengan terciptanya pesawat tempur bermesin jet buatan Jerman, Messerschmitt Me-262, pada era Perang Dunia 2. Namun ini bukanlah pesawat bermesin jet pertama yang tepat, melainkan adalah pesawat tempur bermesin jet yang mampu terbang lama hingga kecepatan sekitar 1300 km/jam (1300 km/h, atau sekitar 702 knot). Cukup menarik, bahkan meskipun Hans lebih tua dibandingkan Henri, mereka berdua berkuliah di kampus yang sama Berlin Technische Hochschule.


Sama yang sudah disebutkan sebelumnya, dia (Hans von Ohain) telah menyempurnakan mesin jet akan tetapi, bukan berarti bahwa Hans von Ohain yang menciptakannya. Coanda, pada tahun 1910 (meskipun banyak para sejarawan yang tidak menyetujuinya) telah menerbangkannya walaupun bukan dengan kemampuannya yang terbaik dikarenakan adanya keterbatasan teknologi pada waktu itu. Messerschmitt Me-262 yang menurut dugaan dipercayai sebagai pesawat bermesin jet/pesawat tempur bermesin jet pertama kali yang telah dibuat pada tahun 1944, yang berarti bahwa 34 tahun setelah pesawat bermesin jet pertama milik Henri Coanda, hal ini menawarkan banyak waktu bagi Hans von Ohain untuk memperbaikinya dan dengan kata lain, Hans von Ohain telah melakukan pekerjaan yang terbaik.


Purwarupa operasional atau purwarupa final dari Messerschmitt Me-262.

Banyak sejarawan yang masih mengklaim bahwa purwarupa milik Henri Coanda tidak pernah terbang atau bahkan diuji coba. Saya, bahkan penulis aslinya maupun para pakar lainnya pun tidak mengerti ataupun menolak atas ketidaksopanan kritik seperti “pilot sejati telah mati” saat menguji coba penemuan ini. Henri Coanda tidak pernah berhasil untuk membuat pesawat jet yang stabil ini dkarenakan dia dipanggil oleh manajer teknis Bristol Aeroplane Company (Perusahaan Pesawat Bristol) di Britania Raya (United Kingdom) untuk mengerjakan pesawat lain.


Satu-satunya bukti yang menunjukkan bahwa Henri Coanda adalah penemu asli dari purwarupa mesin jet adalah, sebuah buku yang ditulis oleh dua akademisi dari Universitas Teknologi Dresden (University of Technology of Dresden), Rolf Sonnemann dan Klaus Krug. Mereka yang telah menulis Technik und Technikwissenschaften in der Geschichte (Technology and Technical Sciences in History) tahun 1987 yang dimana mereka dengan jelas menyebut bahwa purwarupa pesawat bermesin jet milik Henri Coanda dari tahun 1910 adalah pesawat bermesin jet pertama kali di dunia.


Sumber:


Tapalaga, Andrei. “Henri Coanda: The Real Inventor of the Jet Engine”. History of Yesterday. Diakses pada tanggal, 23 Januari 2021.


Sonnemann, Rolf dan Klaus Krug. 1987. “Technik und Technikwissenschaften in der Geschichte (Technology and Technical Sciences in History)”. Dresden: University of Technology of Dresden.

Comments