Skip to main content

Featured

Drone AS Melempem di Ukraina, Buatan China Lebih Andal

Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China. Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia. Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi. Persoalannya adalah teknologi AS tidak berkembang cukup cepat. Georgii Dubynskyi, wakil menteri transformasi digital Ukraina, mengibaratkan bahwa "apa yang bisa terbang hari ini tidak akan bisa terbang besok." "Reputasi umum setiap kelas drone Amerika di Ukraina adalah mereka tidak bekerja seb...

Alot soal Sukhoi, Indonesia Buka Peluang Beli Jet F-35 AS.


Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono memastikan pemerintah tak pernah membatalkan pembelian 11 jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia. Trenggono membantah rumor yang menyebut pembelian sukhoi itu terancam batal karena ada tekanan pejabat Amerika Serikat.

"Kami tidak pernah membatalkan," kata Trenggono saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (18/3).

Hanya saja, kata Trenggono, saat ini Indonesia belum bisa membeli pesawat tersebut dari Rusia. Menurutnya, masih muncul beberapa kendala dalam rencana pembelian tersebut.

Namun, ia enggan mengungkapkan apa saja kendala yang tengah dihadapi Indonesia hingga membuat pembelian 11 jet tempur itu mandeg.

"Belum bisa membeli karena ada beberapa kendala," ujarnya.

Di sisi lain, Trenggono mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan pilihan lain. Ia mengatakan sedang membuka peluang untuk mengganti pengadaan dengan pesawat jet F-35 dari Amerika Serikat. 

"Sedang menjajaki untuk mengganti pengadaan ke F-35 dari US," ujarnya.

Rumor pembatalan pembelian Sukhoi dari Rusia ini muncul setelah seorang pejabat Indonesia, yang tak ingin disebutkan namanya, menyatakan pihak AS menegaskan pemerintahan Presiden Joko Widodo bisa terkena sanksi jika terus melanjutkan kontrak dengan Rusia.




Wakil Menteri Pertahanan, Wahyu Sakti Trenggono (Sumber: CNN).

Dikutip dari Bloomberg, pejabat yang mengetahui kontrak pembelian jet itu mengatakan sejumlah rekan telah berulang kali mempertanyakan mengapa Indonesia tak boleh membeli jet Rusia dalam beberapa pertemuan dengan pihak AS dan menteri pertahanan Negeri Paman Sam.

Amerika memiliki undang-undang yang dapat menjatuhkan sanksi terhadap negara lain, terutama negara mitra, jika kedapatan menjalin transaksi alat utama sistem pertahanan (alutsista) dengan musuh AS.

Undang-undang itu dikenal dengan Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). UU itu berlaku bagi Rusia dan beberapa negara lain yang juga dianggap AS ancaman. 

Tak hanya memerintahkan Indonesia untuk membatalkan kontrak pembelian Su-35 dari Rusia, pihak AS juga menawarkan Indonesia untuk membeli F-16 buatannya. Namun, pejabat Indonesia mengungkapkan pemerintah tengah mencari cara bernegosiasi dengan AS untuk membeli F-35. 

Sumber:

CNN Indonesia

Janes Defense Weekly

Comments