Skip to main content

Featured

Drone AS Melempem di Ukraina, Buatan China Lebih Andal

Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China. Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia. Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi. Persoalannya adalah teknologi AS tidak berkembang cukup cepat. Georgii Dubynskyi, wakil menteri transformasi digital Ukraina, mengibaratkan bahwa "apa yang bisa terbang hari ini tidak akan bisa terbang besok." "Reputasi umum setiap kelas drone Amerika di Ukraina adalah mereka tidak bekerja seb

Pesawat Canggih NASA Pengejar Gerhana Matahari Siap Beraksi


Gerhana Matahari total memungkinkan para ilmuwan mengungkap misteri Tata Surya. Saat gerhana tanggal 8 April di Amerika Utara, ketika Bulan untuk sementara mengaburkan wajah Matahari, berbagai eksperimen akan dilakukan untuk lebih memahami misterinya.

NASA akan meluncurkan roket dan pesawat khusus WB-57 untuk melakukan penelitian terhadap Matahari dan Bumi yang hanya mungkin dilakukan saat gerhana. Empat pilot NASA, bersama-sama menerbangkan dua pesawat WB-57 itu.

Mereka akan mengikuti jalur totalitas atau kegelapan total gerhana dari barat daya ke timur laut, sehingga akan tetap berada dalam bayangan saat Bulan melintasi Matahari selama 7 menit, dibandingkan dengan 4 menit di darat. Tim akan mempelajari gerhana dengan berbagai instrumen di ketinggian 5 km.

WB-57 terbang jauh lebih tinggi dari pesawat komersial yang memungkinkannya untuk terbang di atas awan. Artinya, walaupun cuaca buruk, tetap tidak menghalanginya.

Selain itu, ketinggian tersebut menempatkan jet di atas sebagian besar atmosfer Bumi, sehingga memungkinkan kamera mengambil gambar lebih tajam dan menangkap panjang gelombang, seperti cahaya inframerah, yang tidak sampai ke tanah.

"Sungguh sangat menarik melakukan misi ini. Saya hanya ingin mengalami berada di sana dalam momen gerhana itu dan membiarkan bayangan menelan Anda," kata salah satu pilot NASA yang akan menerbangkan WB-57, Tony Casey yang dikutip dari BBC Future.

Sekitar dua jam sebelum gerhana, kedua pesawat lepas landas dari Ellington Field dekat Johnson Space Center NASA di Houston, Texas dan menuju Meksiko. Pada saat gerhana, pesawat akan melaju dengan kecepatan 740 km/jam.

WB-57 sangat cocok untuk mempelajari gerhana karena jangkauannya yang jauh, sekitar 4.000 km, dan lamanya waktu yang dapat mereka habiskan di udara, sekitar 6,5 jam. Pesawat ini tak hanya digunakan untuk gerhana, NASA juga memakainya untuk misi penelitian atau fotografi, seperti mengamati peluncuran roket.

November 2022, Casey menerbangkan salah satu pesawat dan memotret misi Artemis I NASA ke Bulan, peluncuran perdana roket Space Launch System (SLS) baru yang sangat besar, dan juga memotret peluncuran pertama roket Starship SpaceX di 2023.

Casey jelas memiliki salah satu pekerjaan paling mengesankan. "Saya pria dari kota kecil di Northwest Alabama. Entah bagaimana, saya berada posisi ini di mana saya terbang dengan pesawat sangat unik di tepi atmosfer dan melihat peluncuran roket dan sekarang gerhana. Saya hanya berusaha melakukan yang terbaik," katanya.

Sumber:

Jonathan O'Callaghan. 'I am stoked': What it feels like to fly through a solar eclipse. BBC Future. Diakses pada tanggal, 07 April 2024

Yurio Kristo. Pesawat Canggih NASA Pengejar Gerhana Matahari Siap Beraksi. Detikinet. Diakses pada tanggal, 07 April 2024

Comments