Skip to main content

Featured

Drone AS Melempem di Ukraina, Buatan China Lebih Andal

Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China. Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia. Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi. Persoalannya adalah teknologi AS tidak berkembang cukup cepat. Georgii Dubynskyi, wakil menteri transformasi digital Ukraina, mengibaratkan bahwa "apa yang bisa terbang hari ini tidak akan bisa terbang besok." "Reputasi umum setiap kelas drone Amerika di Ukraina adalah mereka tidak bekerja seb

Hari Ini, Steve Fossett Sang Pemilik 116 Rekor Dunia Memulai Penerbangan Menantang Maut Demi Rekor


Pada hari ini, 15 tahun lalu, bertepatan dengan 8 Februari 2006, Steve Fossett memulai penerbangan menantang maut untuk melakukan penerbangan keliling dunia non-stop tanpa mengisi bahan bakar.


Setelah 76 jam 45 menit, pesawat rancangan Burt Rutan melalui perusahaan The Scaled Composites, Virgin Atlantic GlobalFlyer Model 311, akhirnya berhasil mendarat di Inggris dan mengunci rekor kategori penerbangan non-stop terpanjang di dunia sejauh 26.389 mil atau 42.468 km dengan pesawat apapun, melampaui rekor dunia milik Rutan Model 76 Voyager pada tahun 1986 sejauh 42.212 km, yang notabene adalah pesawat yang juga dirancang oleh Burt Rutan.


Dikutip dari guinnesworldrecords, Steve Fossett, yang seorang pengusaha sukses di Chicago, Amerika Serikat (AS), memulai perjalanan mengukir rekor tersebut dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS.


Tak banyak informasi detail rute Fossett dan Virgin Atlantic GlobalFlyer mengudara. Namun yang pasti keduanya mengarah ke Bandara Internasional Kent di Manston, Inggris, via India. Sebab, pesawat Virgin Atlantic GlobalFlyer dilaporkan nyaris hancur saat mendapat turbulensi hebat di atas langit Bhopal, India.


Sepanjang perjalanan, pesawat diterpa cuaca ekstrem berupa angin kencang dan cuaca dingin. Saking dinginnya, bahkan es sampai menumpuk di sekeliling pesawat hingga menutup pandangan Steve Fossett. CNN International melaporkan, pada kondisi ini, ia benar-benar mengandalkan radar serta komunikasi dengan ATC untuk memandunya ke arah yang tepat.


Suhu dingin esktrem tersebut pada akhirnya benar-benar membawa Steve Fossett ke jurang maut setelah generator listrik pesawat rusak total. Padahal, saat itu, dunia baru saja mencatat rekor dunia baru untuknya ketika melintas di atas langit Shannon, Irlandia. Pesawat yang membawa 8,2 ton bahan bakar ini menyisakan waktu 15 menit untuk mengudara.


ATC pun memberikan pilihan kepadanya untuk mendarat di tiga bandara, Cardiff, Wales, dan Bournemouth. Fossett pun memilih bandara yang terakhir karena merasa sudah akrab dengan bandara tersebut. Perayaan mewah yang sebelumnya sudah dipersiapkan di Bandara Internasional Kent, mendadak bubar dan pindah ke Bandara Bournemouth.


Virgin Atlantic GlobalFlyer Model 311 akhirnya bisa mendarat dengan selamat di bandara tersebut dalam kondisi pesawat rusak parah dan dua ban pecah. Meski demikian, ia berhasil mengunci rekor yang tercatat di Guinness Book World of Records di kategori penerbangan non-stop terpanjang dengan pesawat apapun di dunia sejauh 26.389 mil atau 42.468 km.


Usai mendarat, Fossett disambut langsung oleh Richard Branson, pemilik Virgin Group yang notabene menjadi sponsor penjalanan mengukir rekor ini, bersama dengan ratusan avgeek dari berbagai negara.


Sekilas tentang pesawat Virgin Atlantic GlobalFlyer, secara khusus pesawat memang dirancang untuk melakukan perjalanan keliling dunia tanpa mengisi bahan bakar dengan pilot tunggal di kokpit, dilengkapi dengan hanya satu mesin jet di bagian atas belakang kokpit, sangat jarang ditemui di dunia pesawat sipil modern. Pesawat dengan penempatan mesin seperti ini dahulu pernah ditemukan di Heinkel He 162 dan Cirrus Vision SF50.


Secara fisik, GlobalFlyer memiliki boom ekor ganda yang dipasang di luar nacelle badan pesawat sentral yang lebih pendek. Kokpit bertekanan terletak di bagian depan badan pesawat dan menyediakan ruang seluas 2,1 m untuk tempat pilot duduk. Pesawat ini memiliki panjang 13 meter lebih, bentang sayap mencapai hampir 35 meter, tinggi 4 meter, berat total mencapai 10 ton, dimana 8 ton berisi bahan bakar dan sisanya berat kosong pesawat.


Hardiansah, Alpin. "Hari Ini, Steve Fossett Sang Pemilik 116 Rekor Dunia Memulai Penerbangan Menantang Maut Demi Rekor". Kabar Penumpang. Diakses pada tanggal, 09 Februari 2021

Comments