Ilustrasi Kru HAZMAT milik Pasukan AS saat melakukan pencarian senjata kimia
Rusia dituduh telah
merusak situs dugaan serangan senjata kimia di Douma Suriah. Hal itu
disampaikan utusan Amerika Serikat untuk Global Watchdog , Kenneth Ward Senin
16 April 2018.
Komentar itu datang saat
pertemuan tertutup Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW)
atau Organisasi Pelarangan Senjata Kimia yang diadakan setelah serangan 7 April
di kota Douma, di luar ibukota Suriah, di mana puluhan orang diduga tewas
dengan gas beracun.
“Sudah lama berlalu
bahwa dewan ini mengutuk pemerintah Suriah karena teror dan menuntut
pertanggungjawaban internasional bagi mereka yang bertanggung jawab atas
tindakan keji ini,” kata Duta Besar Amerika Kenneth Ward dalam komentar yang
didapat oleh Reuters.
“Ini adalah pemahaman
kami bahwa Rusia mungkin telah mengunjungi tempat penyerangan. Ini adalah
kekhawatiran kami bahwa mereka mungkin telah merusaknya dengan maksud
menggagalkan upaya dari Misi Pencari Fakta OPCW untuk melakukan penyelidikan
yang efektif.”
Amerika Serikat, Inggris
dan Prancis menembakkan lebih dari 100 rudal di tiga situs yang diduga sebagai
fasilitas senjata kimia pada akhir pekan lalu yang membuat marah pendukung
militer Suriah, Moskow, yang mengancam akan membalas.
Presiden Donald Trump
mengatakan serangan itu telah mencapai tujuan merusak upaya pemerintah Suriah
untuk memproduksi dan menggunakan senjata kimia lagi yang melanggar Konvensi
Senjata Kimia.
Inspektur OPCW
mengunjungi situs di Douma pada hari Senin untuk mengumpulkan sampel,
mewawancarai saksi dan bukti dokumen guna menentukan apakah amunisi yang
dilarang memang digunakan.
Sebuah sumber diplomatik
mengatakan bahwa bukti mungkin telah dihapus saat inspektur merundingkan akses
dengan pihak berwenang Suriah.
Suriah dan Rusia
menyangkal senjata kimia digunakan dalam serangan terakhir untuk merebut Douma,
wilayah yang dikuasai pemberontak di timur Damaskus.
Utusan Inggris untuk
OPCW mengatakan telah mencatat 390 tuduhan penggunaan bahan kimia terlarang di
Suriah sejak 2014, dan bahwa kegagalan OPCW untuk bertindak memungkinkan
penggunaan lebih lanjut dari senjata kimia.
Suriah bergabung dengan
OPCW, organisasi yang bertugas memantau ketaatan pada konvensi tahun 1997, pada
tahun 2013 setelah serangan gas sarin yang menewaskan ratusan orang di Ghouta.
Langkah itu merupakan upaya bersama Rusia dan Amerika. Kesepakatan yang
mencegah aksi militer oleh presiden Barack Obama.
Presiden Rusia Vladimir
Putin memperingatkan pada hari Minggu bahwa serangan Barat lebih lanjut terhadap
Suriah akan membawa kekacauan dunia, karena Washington bersiap untuk
meningkatkan tekanan pada Rusia dengan sanksi ekonomi baru.
Sumber:
https://www.jejaktapak.com/2018/04/17/amerika-tuduh-rusia-merusak-bukti-serangan-gas-di-suriah/
Comments
Post a Comment